Temen Tapi Nggak Demen

Judulnya sengaja bikin salah persepsi, karena kita bertiga orangnya suka bikin salah paham yg berbentuk komedi alias ndagel kalau nggak gosip atau roasting. Mereka sebenarnya bukan cuma temen tapi saudara beda bapak ibu tapi satu provinsi JATIM serta berbagi kesamaan dan perbedaan lainnya yg akan saya bahas *mungkin termasuk keceplosan aib hahahahahahahah 😈. 
Baiklah kakak-kakak, aku langsung perkenalkan saja siapa bintang tamunya. 
Foto seperti klenting Merah, Kuning, Hijau ini diambil sesuai dengan tulisan backgroundnya yaitu waktu happy-happynya saya lulus.
Klenting kuning : ISMAYANGKAR PATMAJATI UNTORO (YAYANG alias saya sendiri)
Klenting hijau : FEBRIANTI QISTI ARRUM BAYUMI (FEBRI)
Klenting merah : WAHYU KURNIAWATI (WAHYU)
Awal pertemuan mereka yaitu waktu awal masuk kuliah. Kami sama-sama dari universitas, fakultas dan jurusan yg sama tapi nanti dipeminatan beda minat jadi ini salah satu alasan kenapa kita saling nggak demen hehe. Universitas? Airlangga, Fakultas? Kesehatan Masyarakat, Jurusan? S1 Kesehatan Masyarakat, Peminatan? Nanti tak kasih tau, pokoknya baca terus saja ya!
Seharusnya kami bareng kenalannya karena sama-sama satu jurusan, tapi kenalanku berbeda, jadi disini akan menjelaskan bagian POV saya saja ya 😌
Saya kenal diantara mereka berdua yg paling duluan itu si Wahyu jadi aku jelaskan bagaimana POVku dengan dia. Kami satu ospek fakultas untuk para maba (mahasiswa baru) FKM bernama SEHAT, yang Kepanjangannya Semarak Orientasi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (nulis ini sambil nyontek id cad kepanitiaan dulu 🀭). Kami juga satu kelompok, kalau nggak salah namanya PSP, namun kita nggak seberapa saling kenal akrab ketika itu dan juga ada teman saya ketika SMA juga satu kelompok dengan kami yaitu Ima dari jurusan S1 Gizi. Awal lihat di Wahyu ini kayak anak yg ambisius aktif, walau katanya Ima sih mirip kayak Mira (teman SMAku sama Ima). Semua materi ospek mesti selalu berani bertanya, atau kalau nggak gitu berani jawab pertanyaan dari kating (kakak tingkat). Sampai-sampai dia juga dapat penghargaan karena jadi maba teraktif bahkan terkritis. Dulu mikirku gini tentang sebutan maba terkritis, apakah dia sudah mendekati 'waktunya'? Wkwkwkwkwkwkwk malah dark joke. Bercanda Wahyu. Oke lanjut.
Wahyu ini walaupun terlihat gahar, tapi sebenarnya hatinya lembut banget. Paling nggak suka kalau diolok-olok dari belakang. Secara langsung pun juga nggak suka sih, tapi dia itu nggak secuek ataupun judes bahkan ambis (kata-kata dari anak-anak PMR didikanku yg berasal dari ambisius) dari yg terlihat Dimata orang-orang. Kata Febri sehingga kalau ngerasani, mending di depan sekalian πŸ€”. Wahyu bukan muka judes sih, cuma terlihat tegas dan kayak pemilih yg sangat hati-hati banget, kayaknya nih anak agak pintar poker face dia wkwk. Mungkin penampilan dan sikapnya ini yg menjadikannya kakak sie disiplin waktu SEHAT dulu (yg bagian galaknya ospek lah wakakakak), sedangkan aku sama Febri jadi sie medis.
Sekarang karena kita sudah akrab sempat aku tanya Wahyu kenapa waktu itu, bahkan setelah ospek pun atau saat perkuliahan dia ini suka banget buat tanya ke dosen ataupun mahasiswa yg maju presentasi. Katanya sih gini kalau nggak salah "Aku kan ngantukan, jadi biar nggak ngantuk aku tanya." Sebenarnya Wahyu ini lebih suka tanya sih daripada jawab hahaha. Oh iya, dia bilang gini juga "Dulu pas ospek kita (aku dan Wahyu) duduknya kan sering sebelahan, dan aku lihat kamu mesti suka nyatet materi, aku juga jadi ketularan buat nyatet, padahal sih males wakakakak". Kemudian aku jawab "Itu juga aku nyatet biar nggak ngantuk, aku loh yo males nyatet juga wakakakakak" 🀣🀣🀣.
Ada lagi sih yang 'wah' dari si Wahyu ini ketika ospek SEHAT kemarin. Dia bisa menghapalkan dan berani menyebutkan pembukaan UUD 1945. Baru inget setelah chat-chatan sama dia di grup yg isinya kita bertiga.
Kita punya grup WA ber3 yg maksudnya sebagai jarkom ketika kita sekelas bareng makanya bikin grup gini, soalnya takut telat ketika perkuliahan dimulai saat salah satu dari kita lagi asyik nongkrong di sekretariat center (SC) yaitu sekrenya KSR PMI UNAIR hahaha. Awalnya grup LINE si, tapi sudah jarang buka aplikasinya jadi kita bermigrasi ke WA.
Sekarang lanjut ke POVku berkenalan awal dengan Febri. Aku kenal awal dengan Febri juga setelah ospek, tapi yg jurusan. Namanya ospek nya yaitu BTOPH kepanjangannya aku lupa soalnya nggak pernah jadi panitianya gara-gara pusing sama acara UKM (unit kegiatan mahasiswa) wkwkwkwk. Kita juga satu kelompok dan juga NIM beda 1 angka, kalau nggak salah 104 dia 105, bahkan dosen wali pun barengan yaitu Bu Lucia. Sepertinya aku akrabnya duluan sama Febri, soalnya kita juga penugasan bareng selama 1 bulanan. Pertama kalinya ke perpustakaan UNAIR kampus C juga sama Febri. Aku merinding nulis ini, berasa apakah ini yang namanya jodohku? 🀣
Masih inget sih waktu pertama kali kenalan sama Febri itu nunggu Bu Lucia datang buat tanda tangan tugas ospek. Pertanyaan sok tau yg kutanyakan lebih tepatnya yaitu "Kamu anak tunggal?" dan "Kamu nggak pernah pacaran ya?". Jawabnya malah "Heh! Kok tau?????" Astaga, aku berasa kayak menang tebak berhadiah 🀣. Habisnya, Febri itu dulu persis seperti aku yg dulu SMP masih polos putih bersih wangi kayak baju baru. Sekarang mah ...... wkwkwkwk. Bercanda Febri. Oh iya, Febri punya panggilan 'PUB', gara-gara kakak kelas yg namanya mbak Charisma alias mbak Cem dan temean seangkatan KSR tapi beda fakultas di kedokteran hewan yaitu putri Indra aliran Indro yang manggil begitu sehingga semua manggil Febri jadi 'Pub', kalau nggak Puburi, kalau nggak Mbak Pub. Padahal pub adalah versi imutnya dari πŸ’© katanya mbak cem sama Indro astagaπŸ˜‚.
Fakta uniknya Febri ini adalah temannya temanku SMP. Pusing nggak tuh 🀭. Jadi ada temanku SMP yang bernama Eries, masuk SMA NEGERI 15 Surabaya, dan Febri juga masuk di SMA tersebut. Sesungguhnya aku merasa silau dengan Febri. Dia dari sekolah yg isinya anak-anak pinter coy......!!! Aku sempat mengira kalau Febri ini ambis. Nyatanya... Bukan. Sepertinya tidak begitu ambisius. Mungkin ini disebabkan salah gaul denganku dan Wahyu sih wakakak.
Febri dan aku karena sama-sama penduduk Surabaya yg dibuktikan melalui KTP, sehingga kadang-kadang aku nebeng pulang. Awalnya Febri sering naik bemo, namun sudah upgade ke motor ninja sedangkan aku masih nggak bisa motoran, tapi niru suaranya InsyaAllah bisa. Jadi biasanya kalau nebeng mampir dulu kerumahnya Febri buat nunggu jemputan pulang ke rumah. Ini yg membuatku lumayan akrab dengan keluarganya Febri juga sih, tapi aku perempuan jadi nggak diangkat jadi mantu kok πŸ˜‚.
Kurang lebih itu sih perkenalanku dengan mereka berdua, sekarang mari menuju babak baru yaitu keakraban.
Aku sama Wahyu dan Febri satu kelas di IKMB 2013. Sebenarnya aku kurang ingat bagaimana akrabku dengan Wahyu, soalnya nih anak suka duduknya waktu kuliah pindah-pindah, aku juga jarang sebelahan sama Wahyu dan Febri karena dulu aku duduknya sama teman-teman SMAku, dan Febri suka duduknya di depan bareng yg rajinnya menyilaukan mataku 😎. 
Sepertinya aku semenjak Diklat 
Perasaan akrab bahkan ikatan batin dengan Wahyu dan Febri seingatku sepertinya hampir bersamaan setelah Diklat Lapangan UKM KSR PMI UNAIR. Aku daftar UKM itu bareng Wahyu sama Mei (teman satu kelas kami), waktu itu ada seleksi yg mana awalnya yaitu tahap wawancara. Setelah itu ada pengumuman siapa yang lolos, aku dan Wahyu lolos namun Mei nggak (alhamdulillah Mei sukses kok sekarang dan seterusnya. Semangat Mei!). Setelah pengumuman itu, ada tahap materi Diklat ruangan yg menentukan lolos tidaknya untuk ke Diklat Lapangan. Selama Diklat ruangan, nggak begitu ingat sih, soalnya aku sempat kecelakaan jadi nahan sakit banget yg aku ingat ketika selama Diklat. Aku lumayan ingat waktu ngerawat luka bekas kecelakaanku dibantuin Febri. Bagian ini sepertinya bakalan diprotes sama mereka berdua. Maaf rek, aku beneran lupa ketika kita Diklat ruangan soalnya yg tak ingat cuma menahan sakitnya ketika duduk dan aku lumayan stress karena urusan rumah ketika itu. Berat badan sampai 42 kg 😭, sekarang 45 kg mentok nggak mau nambah haha.
Setelah Diklat ruangan selesai, lanjutlah ke Diklat Lapangan. Ada urutan saudaranya sih, dan aku baru ngeh kalau mereka kelahiran 96 sedangkan aku 95 tapi kita ternyata sama-sama Februari. Jangan ditanya tanggal, aku suka lupa'an. Ini ngetik aja lupa gak ada contekannya ultah mereka kapan hahaha. Jarakku dengan mereka berdua beda 1 tahun yg mana aku lebih tua, tapi mereka gada sopan santunnya blas sama aku Ya Allah. Kadang merasa terdzolimi, tapi mereka tambah bahagia coba ckckck πŸ˜₯. Cuma gembul 🐰 nya Febri yg baik.
Kalau diingat-ingat bagaimana kita melewati Diklat Lapangan waktu itu benar-benar gila sih. Sudah dingin, membekunya dari luar hingga kedalam. Aku pernah nggak sengaja (sebenarnya sengaja sih) memegang pipinya Wahyu ketika sudah sholat. Dia ngamuk soalnya dingin wakakakak 🀣
Setelah segala perjuangan mempertahankan diri dan mempertaruhkan nyawa ketika Diklat lapangan, kami bertiga ternyata merasakan efek yg sama yaitu tepar. Aku kira yg tidur seharian setelah Diklat cuma aku, ternyata mereka juga haha. Pas kuliah asli ngantuk pol. Semenjak inilah kami duduk bertiga terus, gara-gara ada kegiatan KSR yg masih terus berlanjut. Budaya duduk di kelas pas kampus adalah ngejib bangku pakai tas (bahkan ada yg kebacut pakai penghapus atau pensil), sehingga kami bertiga jadi ikutan untuk ngejib bangku ketika datang buat kita bertiga. Duduk sebelahan sama Wahyu dan Febri ini benar-benar penyiksaan kok kadang, yg satunya suka nyubit atau nyakar orang dan satunya suka menggambar di ✋ orang, padahal didepannya tersedia kertas. Orang yg dimaksud adalah saya, puas anda? πŸ€ͺ
Selain itu juga ada keuntungan sih duduk sama mereka. Sama-sama wibu anime dan pencinta Drakor, jadi kalau ngomong soal film atau lagu gitu lumayan nyambung. Ada keunikan lainnya juga. Jadi dulu ada stiker LINE yang tema suro-boyo. Gambarnya 🦈 dan 🐊 yang ada tulisan khas Jawa Suroboyoannya. Paling favorit yg misuh alias ngomong kotor sih. Soalnya bagus gitu dan mewakilkan perasaan tanpa harus ngetik wkwk. Jadi gambar stiker tersebut pernah aku gambar sama Febri waktu perkuliahan nunggu dosen kalau nggak salah. Aku sama Febri saling balas menggambar seakan-akan kita lagi chatting di LINE. Gambarku dan Febri lumayan lah 🌟 4 minimal, namun ketika Wahyu yg gambar.... Maaf yu, aku agak lupa bentuknya kayak gimana tapi kamu sebut angry bird padahal yg kamu gambar bukan burung marah. Asli 🀣 ngakak waktu dia bilang gambarnya mirip 🐦. Bisa-bisanya.
Kita bertiga walaupun satu kampus dan satu jurusan, tapi beda peminatan makanya nggak saling demen termasuk urusan tipe do'i wkwkwk. Wahyu masuk ke peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK), Febri masuk ke peminatan Epidemiologi dan Aku masuk ke peminatan Biostatistika. Jadi kita akhirnya di semester 5 (kalau nggak salah) terpisah kan oleh peminatan masing-masing πŸ˜₯, namun kami masih bisa ketemu kalau berurusan sama KSR dan mata kuliah gabungan (lintas jurusan boleh ambil) ataupun kelas IKMB kok hehe.
2019 & 2020

Nggak terasa banget 7 tahun jalan. Semoga awet dan berkah persahabatan dan perduluran kita. Lika liku nya ada ada saja. Mulai yg nggondok, miskom, adu argumen dan lainnya. Selamat menjalin pertandingan persahabatan antara AREMA 🦁 dan BONEK 🦈 🐊 wakakakak
Sekian untuk cerita kali ini, jelas bakalan ada cerita-cerita selanjutnya dan tidak berakhir sampai sini. Sampai Jumpa

🌸Yay
27 Juni 2021

Comments

  1. ini fiktif atau cerita nyata ya kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau fiktif mau tak kasih nama Suzy Bae dan Jennie Kim, tapi kok kebagusen yak 🀭🀭🀭🀭
      Sekalian sebut saja Mawar Melati semuanya indah

      Delete

Post a Comment

Popular Posts